Senin, 05 Januari 2009

SELF RENEWAL

Self Renewal
Kita sering melihat teman atau saudara yang sering berganti pekerjaan, atau ganti restoran (karena ingin menu yang berbeda), atau ganti bisnis, ganti model baju bahkan ganti potongan rambut. Tetapi jarang orang yang mau mengganti diri sendiri. Mengganti diri ? Apa maksudnya ?

Ganti diri atau pembaharuan diri (self renewal) adalah melakukan pembaharuan dalam diri sendiri. Misalkan mencari apa kelemahan kita dan setelah tahu kelemahannya, kita berusaha memperbaiki kelemahan itu. Atau mencoba menguatkan hal-hal yang sudah menjadi kekuatan atau ketrampilan kita. Sebagai contoh seorang dokter gigi seharusnya terus mengikuti penemuan-penemuan baru juga alat-alat baru. Seorang penjual komputer harus selalu mengupdate teknologi komputer terbaru, cara baru berbisnis dan lainya.

Tetapi kenapa orang jarang mau berubah ? Padahal kita tahu bangunan bisa jadi tua dan usang. Mesin juga bisa menjadi tua dan usang. Mobil pun bisa menjadi tua dan usang. Kalau anda lihat mobil, suatu saat perlu ganti oli, ganti ban, ganti filter, diisi bensin dan lainya. Analogikan dengan diri anda. Anda juga perlahan-lahan akan menjadi usang. Apakah anda sudah melakukan pembaharuan dalam diri ?

Pembaharuan kepada diri, ini menjadi penting ketika kita merasa sudah mapan. Lalu hidup akhirnya menjadi seperti robot. Orang sering bilang, bukan mesin yang bisa berpikir seperti manusia itulah yang ditakutkan, tapi adalah manusia yang berpikir seperti mesin. Karena dia sudah berhenti melakukan inovasi, tidak mau mencoba hal-hal yang baru.

Kita perlu juga berubah dan melakukanya terus menerus. Kita semakin lama semakin usang dan ditinggal oleh jaman ini, seperti juga mobil yang tidak pernah ganti oli, tidak pernah ganti ban dan sebagainya (apalagi tidak diisi bensin). Maka kita bisa seperti itu, menjadi usang dan tertinggal, bila kita tidak memperbaharui diri sendiri.

sumber : tanadisantoso.com

TIDAK ADA MAKAN SIANG GRATIS

Tak Ada Makan Siang Gratis
Kata 'gratis' itu mempunyai sebuah kekuatan hipnotis yang luar biasa. Sering kita dengar, 'Beli ini gratis itu', 'Anda dapat gratis' dan sebagainya. Tapi anda harus ingat kata-kata kuno John Ruskin, "Tidak ada makan siang yang gratis."

Selalu saja ada harga yang harus anda bayar untuk sebuah kenikmatan atau sebuah hasil. Jadi bila suatu saat anda dijanjikan diberi sesuatu, "Gratis pak, anda bisa mendapatkan ini gratis," maka perhatikanlah di belakangnya ada apa.

Saya sering jalan di Mall lalu ada orang yang menawarkan, "Pak-pak ini saya kasih 200.000 gratis." Saya tak pernah percaya. Saya yakin ada udang di balik batu, ada batu dibalik sepatu. Jadi pasti ada sesuatu yang diinginkan.

Saya pernah punya pengalaman lain. Waktu itu saya mengirimkan sebuah voucher gratis buku hanya dengan memasukkan nomor karti kredit. Saya hanya dicharge USD 1. Ternyata di bawah voucher tertulis kecil, 'Anda bersedia mulai bulan berikutnya membeli buku yang dikirim dengan harga USD 19'. Wah tentu saja hal ini luput dari perhatian saya. Memang ada tulisan 'Boleh membatalkan setiap saat.' Namun pembatalannya tidak semudah itu. Harus berbelit belit dan yang sudah terkirim tetap harus anda bayar.

Ada pengalaman dari teman-teman yang mendaftar konten seluler, sering meski sudah meng-unreg selalu langganan konten seluler ini masih jalan. Masih dipotong pulsa kita. Ternyata untuk unreg tidaklah semudah itu. Bahkan teman saya akhirnya mengganti nomor handphonenya.

Kita harus tahu, 'Kalau sesuatu terlalu baik, terlalu enak, terlalu murah biasanya selalu ada yang tidak benar.' Kita harus wajar-wajar saja mengamati tentang kehidupan, dan dipertimbangkan lagi kewajaran penawaran apapun yang datang ke kita. "When something is too good to be true, it is usually not true".
Office boy saya sempat senang sekali karena dapat undian mobil gratis. Bermimpi indah beberapa hari, mencari pinjaman uang untuk melunasi pajaknya. Untung sempat ketahuan kalau itu cuman tipuan saja. Ah, rimba kehidupan selalu penuh bahaya buaya yang berpura pura seperti seonggok kayu. Siap menggigit saat kita lengah.

Kalau tiba-tiba ada seorang teman yang tidak pernah anda temui tiba-tiba datang mengunjungi terus bilang, "Pak titipkan uang saja di sini. Bunganya banyak, 7% per bulan. Tidak ada resiko." Hati-hati! Biasanya ini adalah penipuan.

Jadi saya yakin dalam setiap kegiatan kita berbisnis, selalu ada harga yang harus kita bayar kalau kita ingin sukses. Lalu kalau kita menyadari hal ini, maka kita akan lebih jarang ditipu orang. Lebih mau bekerja keras, membayar biaya kesuksesan kita dan bekerja dengan lebih realistis. Salam sukses untuk anda semua.

sumber : tanadisantoso.com

THE POWER OF KEPEPET

The Power of Kepepet
Kita sebagai manusia selalu menginginkan banyak pilihan terhadap sesuatu. Misalkan anak anda lulus SMA, lalu melamar di 3 universitas. Universitas pertama menerima dan meminta membayar uang pangkal. "Kita bayar dulu sedikit. Tidak apa-apa, nanti kalau diterima yang lain, kita tidak usah melunasinya. Tidak apa rugi 2 juta," begitu kata anda.

Ternyata di universitas kedua, anak anda diterima. Anda melakukan hal yang sama seperti waktu diterima oleh universitas pertama. Sedangkan di universitas ketiga yang kita dambakan malah belum keluar pengumumannya.

Ya, kita selalu bimbang. Karenanya kita selalu mencoba untuk memiliki banyak pilihan. Sudah diterima kerja di tempat A, kita masih melamar pekerjaan di tempat B dan C. "Siapa tahu nanti tidak cocok, kita bisa pindah ke B atau ke C," begitu pikir kita.

Hal inilah menjadikan kita tidak fokus dalam mengerjakan sesuatu karena banyaknya pilihan, banyaknya pintu yang terbuka dalam kehidupan kita. Kita lalu mempertahankan pintu-pintu itu supaya pilihan tersebut tetap terbuka. Sehingga kita siap untuk melompat ke pintu yang lain kalau 'kepepet' atau terjepit.

The power of kepepet, terjepit dalam suatu sudut yang kita tidak bisa kemana-mana, memaksa kita untuk melakukan satu pilihan. Karena memang tidak ada pilihan lain. Hal ini malah menurut psikolog mempunyai kekuatan yang besar untuk membuat kita melakukan hal-hal yang luar biasa dan mau berjuang habis-habisan. Kalau tidak, kita akan 'habis' karena memang tidak ada pilihan lain.

Tetapi selama anda memiliki pilihan lain, maka kita tidak akan fokus 100%. Kita selalu memikirkan, "Toh kalau tidak ada si A, kita bisa minta tolong kepada si B atau si C." Tapi kalau tidak ada yang menolong, mau tidak mau, kita harus bekerja keras mati-matian untuk itu.

Kadang kita dapat secara sengaja perlu menutup pintu-pintu lain. Kita bisa berkata, "Tidak ada yang lain kecuali ini. Mau tidak mau saya harus masuk ini. Pilihannya cuma 1." Maka itu akan membuat kita fokus dan berpikir lebih jernih. Kita akan mati-matian untuk berusaha secara maksimal. Pada akhirnya kalau kita melakukan hal ini akan membawa kesuksesan kepada anda daripada ada banyak pilihan yang bisa anda pilih.
Banyak sejarah dan bisnis menunjukkan orang yang terjepit, tidak dapat mundur lagi dan hanya punya satu pilihan, akan mempunyai semangat, energi dan kekuatan untuk maju dan mengalahkan semua rintangan. Dalam dunia perang, dimana pemimpin membakar kapalnya supaya semua serdadu tidak ada jalan kembali kecuali pergi perang dan menang, menang atau mati, maka semangatnya mengalahkan semua rintangan. Dalam bisnispun ketika kita terjepit dan tidak punya alternatif lain, menang atau mati, maka energi dan semangat kita akan begitu kuat mengalahkan segala rintangan yang ada.
sumber : tanadisantoso.com

TIDAK

Tidak
Seorang teman setelah menimbang-nimbang akhirnya membelikan anaknya sebuah mainan. Padahal dia tahu itu sebetulnya tidak baik dan tidak selalu berguna untuk anaknya. Tapi dia membelikan karena anaknya menangis dan merengek terus.

Saya bisa memahami kalau seorang ayah atau ibu tidak bisa menahan rasa kasihan pada anaknya. Tapi kalau anda lihat, sebuah ketegasan untuk berkata 'tidak', 'jangan' sering dibutuhkan dalam kehidupan ini.

Kalau kita tidak bisa menegaskan, "Tidak! Tidak ya tidak", maka ada persoalan ya dan ada persoalan tidak dalam kehidupan kita. Sering karena kita merasa sungkan, ada teman minta tolong anda katakan," Oke, nanti akan dikerjakan." Padahal anda tidak punya waktu. Sungkan menolaknya, padahal sebenarnya anda ingin menolaknya, "Tidak bisa."

Rasa kasihan dengan teman, atau karena persahabatan atau kerabat meminta sesuatu, sering kita merasa susah menolaknya. Membuat kita tidak sampai hati menolaknya. Padahal menyanggupi menjadikan beban kepada kita. Dampaknya adalah pertama dapat menghabiskan waktu, energi dan resource. Kedua, nantinya dapat menghantui pikiran kita. Serta yang ketiga, kadang-kadang kita tidak dapat mengerjakan dengan baik bahkan memberikan harapan yang besar dan kosong kepada orang lain.

Tetapi kalau kita menolak, sering orang menganggap kita jahat. Nah yang paling penting kita dapat membedakan apa yang disebut dengan tegas dan apa yang disebut sebagai jahat. Saya setuju kita harus menolong orang lain. Tapi saya lebih setuju untuk melakukan sesuatu yang kita anggap penting dan baik buat dia dan baik buat kita.

Cobalah beranikan diri anda untuk menolaknya, "Tidak, maaf tidak." Nah, kalau orang tahu kita tegas seperti itu, maka akan semakin lama semakin sedikit anda direcoki dengan pekerjaan-pekerjaan yang sebenarnya tidak perlu anda kerjakan.
Keberanian menolak pekerjaan, pilihan negatip, permintaan yang tidak tepat, dan segala hal negatip dalam hidup ini adalah sebuah kekuatan yang harus kita manfaatkan untuk mencapai kesuksesan kita, walaupun itu terasa tidak enak dan menyakitkan. Hidup pada akhirnya adalah sebuah pilihan dan hanya kita yang punya hak atas pilihan itu.
"Tidak" sering adalah sebuah jalan untuk menyisakan dan menyediakan waktu dan energi kita untuk hal lain yang lebih baik dan lebih mendekatkan kita pada kesuksesan hidup kita

WAKTU ADALAH UANG

Waktu adalah Uang
Bayangkan di suatu pagi anda didatangi seseorang. Dia berkata, "Saya kasih anda uang 15 juta. Nanti jam 10 malam saya datang lagi pada anda. Saya minta sisa uang yang anda belanjakan. Anda boleh ambil barang atau apapun yang anda beli dengan uang itu. Hanya sisa uangnya yang akan saya minta kembali semuanya."

Maka apa yang anda lakukan pada hari itu ?

Saya yakin anda akan memanfaatkan 15 juta dengan sebaik-baiknya. Mungkin pagi anda akan membeli berbagai keperluan sehari-hari di rumah. Total habis 2 juta. Siang harinya anda beli barang yang sudah anda impikan dari dulu. Lalu sorenya anda tabung untuk sesuatu keperluan di masa mendatang.

Sehingga pasti nanti, pada malam jam 10, uang anda itu relatif habis. Atau kalaupun sisa pastilah sedikit. Anda berusaha sebisanya menghabiskan. Berusaha tidak ada yang bisa dikembalikan sisanya.

Pertanyaan saya berikutnya, "Kalau anda bangun pagi, diberi waktu 15 jam untuk dihabiskan hari itu, apa yang anda lakukan?"

Mari kita lihat aktivitas seseorang. Dia bangun jam 7. Setelah mandi dan sarapan, dia berangkat kerja. Tiba di kantor, dia mengopi, merokok sambil mengobrol dengan teman lainnya. Untuk ini habis 1 jam. Kembali ke ruangnya, temannya ada yang datang, dan habislah 2 jam untuk ngobrol-ngobrol. Sudah hilang 3 jam alias 3 juta melayang. Dan waktu jam istirahat dihabiskan makan siang dengan teman-teman sekalian mencoba rumah makan baru. Untuk itu anda habiskan 2 jam. Dan seterusnya. Jam 10 malam waktu anda tidur, waktu yang sudah anda habiskan hari itu adalah 15 jam.

Namun dari 15 jam itu berapa jam yang digunakan dengan baik. Berapa yang anda buang setiap hari. Coba anda renungkan kembali di sudut pandang ini.

Maka kalau kita berpikir dengan konsep lama 'Time is Money', kita boleh berpikir bahwa kita sebenarnya harus mampu menghabiskan waktu kita dengan cara yang sebaik-baiknya. Sehingga kita menginvestasikan pada kepentingan yang menguntungkan yang paling membawa hasil maksimal bagi kita.

Saya harapkan anda bisa lebih menghargai lagi waktu anda dan membuat hidup anda lebih bermakna. Ketika anda bangun jam 7 pagi, tidur jam 10 malam, 15 jam anda akan habiskan dengan cara yang terbaik untuk kehidupan anda.
>> Back